Jumat, 25 September 2015

Makalah "pentingnya caring bagi klien"

undip.jpg
Pentingnya holistik untuk klien

Nama    : Atik Naila Haqqi Silmy
NIM       : 22020114120051
Kelas     : A 14 2



JURUSAN KEPERAWATAN
 FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014





BAB 1
PENDAHULUAN
A.      Latar belakang
Holistik memiliki arti ‘menyeluruh‘ yang terdiri dari kata holy and healthy. Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam pembelajaran: seperti spiritual, moral, imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi, dan fisik. Memahami seseorang secara holistik, berarti memahami segala kebiasaan dan pola pikir mereka mengenai sehat-sakit menurut definisi mereka, caring, maupun segala aspek yang lain secara menyeluruh. Selain itu dengan holistik kita dapat mengetahui tentang apa arti hidup dan tujuan hidup, mengetahui tentang bagaimana cara berhubungan yang baik dengan orang lain, serta dapat dengan mempermudah untuk berhubungan dengan lingkungan sekitar. Setelah kita mengetahui tentang siapa diri kita, kita sendiri adalah sebagai alat untuk mengenal pasien untuk tahap awalnya. Lalu komunikasi secara holistik juga mampu meningkatkan keterampilan dan kompetensi teraupetik berdasarkan mendengar dirinya dan orang lain dan dapat menggambarkan kesadaran diri. Komunikasi teraupetik adalah sebuah cara yang sistematis untuk berkomunikasi dengan beberapa langkah-langkah dalam berhubungan dengan orang lain yang menemukan siapa diri kita dan mengenali diri sendiri dengan cara menggunakan cara berkomunikasi secara spesifik yang mendukung explorasi.



B.      Tujuan penulisan
1.       Untuk mengetahui bagaimana cara konsep berfikir orang lain tentang sehat sakit.
2.       Untuk mengetahui bagaimana mereka mengatasi keadaan jika dalam kondisi sehat maupun sakit.
3.       Dapat merefleksikan informasi yang di dapat untuk menunjang profesi keperawatan di masa yang akan datang.
C.      Ruang lingkup penelitihan
Dalam makalah ini, ruang lingkup tulisan mencakup aspek holistik, yaitu memahami klien secara menyeluruh, aspek rentang tentang sehat sakit, aspek komunikasi secara teraupetik agar terjadi timbal balik yang positif antara klien dengan perawat, dan aspek caring yaitu meliputi aspek kepedulian yang di tunjukan kepada klien sebagai pembeda atau ciri khas keperawatan dalam merawat untuk kesembuhan klien. Dengan begitu sebagai perawat dapat memahami secara tepat dan dapat bisa di implementasikan ketika berhadapan dengan klien secara langsung.





BAB II
ILUSTRASI KASUS
Dalam kesempatan wawancara kali ini, saya mewawancarai nenek saya sendiri yang berinisial nama S. Nn S adalah seorang petani yang gigih yang berasal dari Ungaran. Saya mengenal nenek saya cukup lama karena dari bayi sampai kelas 6 SD saya di asuh oleh nenek saya. Nenek saya adalah tipe orang yang terbuka kepada anak dan cucunya segala hal beliau ceritakan ketika suka maupun duka. Selain itu beliau suka mencari kesibukan sendiri seperti menjual langsung hasil panennya ke pasar Johar Semarang dari pagi sampai larut menjelang magrib. Kerja kerasnya tidak memutuskan semangatnya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari untuk anak-anaknya. Sampai suatu ketika beliau jatuh sakit karena kelelahan, beliau akhirnya jarang menjual hasil panennya ke pasar Johar Semarang. Hari demi hari berjalan keadaan kesehatan beliau mulai menurun, akhirnya pihak keluarga memutuskan untuk melarikannya ke Rumah Sakit terdekat. Setelah di rawat beberapa hari di Rumah Sakit dokter mendiagnosis penyakit yang di derita beliau ialah hipertensi dan kadar gula darah yang tinggi. Mendengar kabar tersebut akhirnya pihak keluarga lebih memerhatiakan pola makan dan kondisi beliau supaya penyakit yang ada di tumbuh beliau lebih berkurang. Setelah kondisi beliau membaik akhirnya beliau di bawa pulang ke rumah. Selang beberapa bulan ketika dalam aktivitasnya Nn S mengalami syok berat sampai harus dilarikan ke Rumah Sakit kembali dan sesampainya di Rumah Sakit dokter mengatakan kalau gula darahnya tinggi samapai di angka 400, padahal Nn S merasakan kalau suhu  badannya tidak normal karena sebagian merasa panans dan sebagian tidak mersakan panas. Akhirnya Nn S kembali di rawat di Rumah Sakit. Hari demi hari di jalani tetap saja tidak ada perkembangan kesehatan Nn S sampai suatu ketika Nn S merasa bosan berminggu-minggu di Rumah Sakit tapi tidak kunjung sembuh, akhirnya keluarganya memutuskan untuk membawanya pulang meskipun Nn S masih belum bisa apa-apa hanya bisa berada di kursi roda karena untuk berjalan pun tidak bisa. Lalu keluarganya memutusan kembali untuk rawat berjalan dengan mencoba cara pengobatan alternatif seperti halnya terapi, pengobatan herbal, ataupun pengobatan secara tradisional semua pengobatan tersebut dijalani namun tetap saja tidak menuai hasil yang memuaskan dan tetap saja belum ada perkembangan Nn S. Suatu ketika ada tetangga yang menjenguk dan beliau memberi saran untuk pergi ke Dr saraf siapa tahu dengan datang kesana kesehatan Nn S akan lebih membaik. Selang beberapa hari akhirnya keluarga Nn S membawanya ke Dr saraf dan sesampainya di Dr saraf ternya Nn S menderita penyakit stroke rasa yang ada di dalam tubuhnya. Akhirnya Nn S menjalani pengobatan dengan Dr saraf selama seminggu sekali dengan 16 kali suntikan sekali periksa. Setelah di jalani Alhamdulillah kondisi Nn S  membaik.  Akhirnya cara itu yang rutin keluarga Nn S lakukan supaya kondisi Nn S membaik. Yang dulunya harus seminggu sekali periksa sekarang sudah bisa dua minggu sekali priksa bahkan bisa sebualan sekali priksa. Dengan pengobatan tersebut kini Nn S sudah bisa berjalan dan melalukan aktifivitas seperti dulu lagi setelah beberapa lama Nn S hanya bisa berbaring di tempat tidur. Walaupun sudah mengalami perubahan kondisi yang membaik Nn S tetap tidak bisa lepas dari pengobatan dan harus minum obat setiap harinya dan tidak lepas dari pengawasan dokter.




BAB III

PEMBAHASAN
Sehat menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, dan soaial, sehingga tidak hanya bebas dari penyakit ataupun kelemahan.
Dari kasus di atas dapat dikatakan bahwa Nn S tetap semangat untuk bisa sembuh karena kesehatan adalah suatu hal penting dimana modal awal untuk bisa melalukan aktivitas sehari-hari dengan baik. Walaupun Nn S harus melewati berbagai macam pengobatan yang tak kunjung adanya perubahan dan di tengah-tengah pengobatan tersebut Nn S sampai merasakan kejenuhan karena tetapa tidak ada perubahan dengan konsidi kesehatan yang dialaminya.
 Sehat menurut Pender (1982) sehat merupakan perwujutan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi) perilaku yang sesuai dengan tujuan perawatan diri yang kompeten. Sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
 Dari kasus di atas ketika badan Nn S sehat tentunya kegiatan yang kita lakukan setiap harinya itu terasa lebih fokus dan lebih nyaman dibanding ketika kita sedang sakit yang tidak akan nyaman dalam melakukan hal apapun. Ketika Nn S mulai dalam keadaan membaik dia mampu melakukan aktivitas seperti biasa walaupun masih dalam keadaan yang masih butuh pengawasan dokter yang bertujuan untuk merawat dirinya yang kompeten. Semangatnya juga yang mampu mendorong Nn S bisa kembali melakukan aktifitas seperti biasa khususnya untuk hal yang ringan.
 Sakit menurut Pemons (1972) adalah gangguan dalam fungsi normal sebagai tatalitas termasuk keadaan organisme sebagi sistem biologis dan penyesesuainan sosialnya.

 Dari kasus di atas ketika Nn S  sakit tentunya tidak bisa melakukan segala macam hal dengan fit dimana adanya gangguan dalam sistem di tubuh yang mengakibatkan Nn S tidak berdaya dan hanya bisa berbaring saja di tempat tidur. Gangguan biologisnya yang harus mengakibatkan Nn S tidak bisa jalan dan merasakan suhu yang tidak normal di dalam suhu tubuh didalam dirinya.
Dengan memaknai konsep sehat sakit perlu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk bisa menjaga kesehatan semaksimal mungkin karena kesehatan adalah modal utama kita untuk bisa melakukan aktivitas sehari-hari  seperti halnya Nn S yang tetap memanfaatkan kesehatannya yang minim untuk tetep melakukan aktivitas sehari-hari. Walaupun ditengah jalan pengobatannya Nn S pernah merasa bosan tapi tidak menyurutkan niatnya untuk mencari cara pengobatan lain agar Nn S bisa sebuh dan sehat seperti dulu lagi.


BAB IV

KESIMPULAN dan REFLEKSI DIRI
Dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika kita mengenali seseorang bukanlah hal yang mudah karena sebelumnya kita harus benar-benar membuat seseorang itu merasa nyaman ketika kita berada di sampingnya dan caring itu penting untuk diterapkan sehari-hari entah itu caring terhadap diri sendiri, orang lain ataupun lingkungan sekitar karena caring adalah salah satu cara yang mampu membantu kita dalam berbuat kebaikan dan peduli terhadap dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar. Caring juga dapat menbuat kita lebih dekat dengan orang yang berada disekitar kita. Serat didukung oleh konsep keperawatn holistik yang akan lebih mengenal tentang manusia itu sendiri terhadap sehat ataupun sakit.
Caring perawat adalah sebuah proses interpersonal yang mengharuskan perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik dalam menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu kepada pasien. Aktivitas tersebut meliputi membantu, menolong, dan melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus (Watson, 2011).
seorang perawat juga harus bisa caring dengan pasien yang dirawatnya yang mana dalam kasus diatas menjelaskan sebagai calon perawat yang profesional caring adalah modal awal yang harus di berikan kepada pasien tersebut seperti halnya mau mendengarkan curhatan pasien. Dengan wawancara yang dilakukan akan menjadi bahan acuan mengenali pasien itu seperti apa, bagaimana karakteristiknya, apa saja yang biasa dilakukan, bahkan tahu hal yang pasien suka ataupun tidak.
Menurut Madeleine Leinigner (1991) menyatakan bahwa perawatan manusia adalah intisar keperawatan dan nyata, dimensi pusat dan koheren, yang pada akhirnya menjadi fokus utama kita merawat menembus dan memelihara jaringan hidup keperawatan.
Dengan teori di atas kita sebagai bahwa merawat pasien ketika sakit adalah hal yang benar-benar harus diperhatikan supaya pasien yang kita rawat akan mendapatkan pelayanan yang memuaskan, merasa nyaman walaupun dalam keadaan sakit dan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Orang dalam keadaan sakit memang butuh sekali yang namanya perawatan, kasih sayang yang lebih serta kepedulian supaya menunjang untuk bisa cepat sembuh.
Dengan adanya mata kuliyah holistik ini saya lebih bisa mengenal lebih dalam tentang kepribadian seseorang, mampu meningkatkan komunikasi saya lebih baik dan memperluas pengetahuan tentang keperawatan holistik lebih bisa memaknai caring lebih dalam. Selain itu juga menjadi modal awal untuk memahami diri sendiri bahkan dengan orang lain. Karena holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan meliputi dimensi fisiologi, psikologi, sosiokulturala, dan spiritual. Dimensi tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh, apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya. Selain itu holistik terkait erat dengan kesejahteraan (wellnes). Untuk mencapai kesejahteraan terdapat lima dimensi yang saling mempengarhi yaitu fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Dengan holistik juga dapat sebagai acuan saya untuk menjadi perawat yang profesional dimassa yang akan datang.


 Daftar pustaka
1.       Dwidiyanti, Meidiana. 2008. Keperawatan Dasar Konsep ‘’Caring’’, Komunikasi, Etik dan Spiritual dalam pelayanan keperawatan. Semarang : Hasani.
2.       Watson, J. 2011. Measuring caring : International research on caritas as healing. New York : Springer Publishing Company.


0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates