
Pentingnya holistik untuk klien
Nama : Atik Naila Haqqi Silmy
NIM : 22020114120051
Kelas : A 14 2
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Holistik memiliki arti ‘menyeluruh‘ yang terdiri dari
kata holy and healthy. Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh
dan sehat, dan seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam pembelajaran:
seperti spiritual, moral, imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi, dan
fisik. Memahami seseorang secara holistik, berarti memahami segala kebiasaan
dan pola pikir mereka mengenai sehat-sakit menurut definisi mereka, caring,
maupun segala aspek yang lain secara menyeluruh. Selain itu dengan holistik kita dapat mengetahui tentang apa
arti hidup dan tujuan hidup, mengetahui tentang bagaimana cara berhubungan yang
baik dengan orang lain, serta dapat dengan mempermudah untuk berhubungan dengan
lingkungan sekitar. Setelah kita mengetahui tentang siapa diri kita, kita
sendiri adalah sebagai alat untuk mengenal pasien untuk tahap awalnya. Lalu
komunikasi secara holistik juga mampu meningkatkan keterampilan dan kompetensi
teraupetik berdasarkan mendengar dirinya dan orang lain dan dapat menggambarkan
kesadaran diri. Komunikasi teraupetik adalah sebuah cara yang sistematis untuk
berkomunikasi dengan beberapa langkah-langkah dalam berhubungan dengan orang
lain yang menemukan siapa diri kita dan mengenali diri sendiri dengan cara
menggunakan cara berkomunikasi secara spesifik yang mendukung explorasi.
B. Tujuan
penulisan
1.
Untuk mengetahui bagaimana cara konsep berfikir orang lain
tentang sehat sakit.
2.
Untuk mengetahui bagaimana mereka mengatasi keadaan jika
dalam kondisi sehat maupun sakit.
3.
Dapat merefleksikan informasi yang di dapat untuk menunjang
profesi keperawatan di masa yang akan datang.
C.
Ruang lingkup penelitihan
Dalam
makalah ini, ruang lingkup tulisan mencakup aspek holistik, yaitu memahami
klien secara menyeluruh, aspek rentang tentang sehat sakit, aspek komunikasi
secara teraupetik agar terjadi timbal balik yang positif antara klien dengan
perawat, dan aspek caring yaitu meliputi aspek kepedulian yang di tunjukan
kepada klien sebagai pembeda atau ciri khas keperawatan dalam merawat untuk
kesembuhan klien. Dengan begitu sebagai perawat dapat memahami secara tepat dan
dapat bisa di implementasikan ketika berhadapan dengan klien secara langsung.
BAB II
ILUSTRASI
KASUS
Dalam kesempatan wawancara kali
ini, saya mewawancarai nenek saya sendiri yang berinisial nama S. Nn S adalah seorang
petani yang gigih yang berasal dari Ungaran. Saya mengenal nenek saya cukup
lama karena dari bayi sampai kelas 6 SD saya di asuh oleh nenek saya. Nenek
saya adalah tipe orang yang terbuka kepada anak dan cucunya segala hal beliau
ceritakan ketika suka maupun duka. Selain itu beliau suka mencari kesibukan
sendiri seperti menjual langsung hasil panennya ke pasar Johar Semarang dari
pagi sampai larut menjelang magrib. Kerja kerasnya tidak memutuskan semangatnya
untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari untuk anak-anaknya. Sampai suatu ketika
beliau jatuh sakit karena kelelahan, beliau akhirnya jarang menjual hasil
panennya ke pasar Johar Semarang. Hari demi hari berjalan keadaan kesehatan
beliau mulai menurun, akhirnya pihak keluarga memutuskan untuk melarikannya ke
Rumah Sakit terdekat. Setelah di rawat beberapa hari di Rumah Sakit dokter
mendiagnosis penyakit yang di derita beliau ialah hipertensi dan kadar gula
darah yang tinggi. Mendengar kabar tersebut akhirnya pihak keluarga lebih memerhatiakan
pola makan dan kondisi beliau supaya penyakit yang ada di tumbuh beliau lebih
berkurang. Setelah kondisi beliau membaik akhirnya beliau di bawa pulang ke
rumah. Selang beberapa bulan ketika dalam aktivitasnya Nn S mengalami syok
berat sampai harus dilarikan ke Rumah Sakit kembali dan sesampainya di Rumah
Sakit dokter mengatakan kalau gula darahnya tinggi samapai di angka 400,
padahal Nn S merasakan kalau suhu
badannya tidak normal karena sebagian merasa panans dan sebagian tidak
mersakan panas. Akhirnya Nn S kembali di rawat di Rumah Sakit. Hari demi hari
di jalani tetap saja tidak ada perkembangan kesehatan Nn S sampai suatu ketika
Nn S merasa bosan berminggu-minggu di Rumah Sakit tapi tidak kunjung sembuh,
akhirnya keluarganya memutuskan untuk membawanya pulang meskipun Nn S masih
belum bisa apa-apa hanya bisa berada di kursi roda karena untuk berjalan pun
tidak bisa. Lalu keluarganya memutusan kembali untuk rawat berjalan dengan
mencoba cara pengobatan alternatif seperti halnya terapi, pengobatan herbal,
ataupun pengobatan secara tradisional semua pengobatan tersebut dijalani namun
tetap saja tidak menuai hasil yang memuaskan dan tetap saja belum ada perkembangan
Nn S. Suatu ketika ada tetangga yang menjenguk dan beliau memberi saran untuk
pergi ke Dr saraf siapa tahu dengan datang kesana kesehatan Nn S akan lebih
membaik. Selang beberapa hari akhirnya keluarga Nn S membawanya ke Dr saraf dan
sesampainya di Dr saraf ternya Nn S menderita penyakit stroke rasa yang ada di
dalam tubuhnya. Akhirnya Nn S menjalani pengobatan dengan Dr saraf selama
seminggu sekali dengan 16 kali suntikan sekali periksa. Setelah di jalani
Alhamdulillah kondisi Nn S membaik. Akhirnya cara itu yang rutin keluarga Nn S
lakukan supaya kondisi Nn S membaik. Yang dulunya harus seminggu sekali periksa
sekarang sudah bisa dua minggu sekali priksa bahkan bisa sebualan sekali
priksa. Dengan pengobatan tersebut kini Nn S sudah bisa berjalan dan melalukan
aktifivitas seperti dulu lagi setelah beberapa lama Nn S hanya bisa berbaring
di tempat tidur. Walaupun sudah mengalami perubahan kondisi yang membaik Nn S
tetap tidak bisa lepas dari pengobatan dan harus minum obat setiap harinya dan
tidak lepas dari pengawasan dokter.
BAB III
PEMBAHASAN
Sehat menurut WHO (1947) adalah suatu
keadaan yang sempurna baik fisik, mental, dan soaial, sehingga tidak hanya
bebas dari penyakit ataupun kelemahan.
Dari kasus di atas dapat
dikatakan bahwa Nn S tetap semangat untuk bisa sembuh karena kesehatan adalah
suatu hal penting dimana modal awal untuk bisa melalukan aktivitas sehari-hari
dengan baik. Walaupun Nn S harus melewati berbagai macam pengobatan yang tak
kunjung adanya perubahan dan di tengah-tengah pengobatan tersebut Nn S sampai
merasakan kejenuhan karena tetapa tidak ada perubahan dengan konsidi kesehatan
yang dialaminya.
Sehat menurut Pender (1982) sehat merupakan
perwujutan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan
orang lain (aktualisasi) perilaku yang sesuai dengan tujuan perawatan diri yang
kompeten. Sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan
integritas struktural.
Dari kasus di atas ketika badan Nn S sehat
tentunya kegiatan yang kita lakukan setiap harinya itu terasa lebih fokus dan
lebih nyaman dibanding ketika kita sedang sakit yang tidak akan nyaman dalam
melakukan hal apapun. Ketika Nn S mulai dalam keadaan membaik dia mampu
melakukan aktivitas seperti biasa walaupun masih dalam keadaan yang masih butuh
pengawasan dokter yang bertujuan untuk merawat dirinya yang kompeten.
Semangatnya juga yang mampu mendorong Nn S bisa kembali melakukan aktifitas
seperti biasa khususnya untuk hal yang ringan.
Sakit menurut Pemons (1972) adalah gangguan dalam
fungsi normal sebagai tatalitas termasuk keadaan organisme sebagi sistem
biologis dan penyesesuainan sosialnya.
Dari kasus di atas ketika Nn S sakit tentunya tidak bisa melakukan segala
macam hal dengan fit dimana adanya gangguan dalam sistem di tubuh yang
mengakibatkan Nn S tidak berdaya dan hanya bisa berbaring saja di tempat tidur.
Gangguan biologisnya yang harus mengakibatkan Nn S tidak bisa jalan dan
merasakan suhu yang tidak normal di dalam suhu tubuh didalam dirinya.
Dengan memaknai konsep sehat
sakit perlu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk bisa menjaga
kesehatan semaksimal mungkin karena kesehatan adalah modal utama kita untuk
bisa melakukan aktivitas sehari-hari
seperti halnya Nn S yang tetap memanfaatkan kesehatannya yang minim
untuk tetep melakukan aktivitas sehari-hari. Walaupun ditengah jalan
pengobatannya Nn S pernah merasa bosan tapi tidak menyurutkan niatnya untuk
mencari cara pengobatan lain agar Nn S bisa sebuh dan sehat seperti dulu lagi.
BAB IV
KESIMPULAN dan REFLEKSI DIRI
Dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika
kita mengenali seseorang bukanlah hal yang mudah karena sebelumnya kita harus
benar-benar membuat seseorang itu merasa nyaman ketika kita berada di
sampingnya dan caring itu penting untuk diterapkan sehari-hari entah itu caring
terhadap diri sendiri, orang lain ataupun lingkungan sekitar karena caring
adalah salah satu cara yang mampu membantu kita dalam berbuat kebaikan dan
peduli terhadap dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar. Caring juga
dapat menbuat kita lebih dekat dengan orang yang berada disekitar kita. Serat
didukung oleh konsep keperawatn holistik yang akan lebih mengenal tentang
manusia itu sendiri terhadap sehat ataupun sakit.
Caring perawat adalah sebuah
proses interpersonal yang mengharuskan perawat melakukan aktivitas peran yang
spesifik dalam menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu kepada pasien.
Aktivitas tersebut meliputi membantu, menolong, dan melayani orang yang
mempunyai kebutuhan khusus (Watson, 2011).
seorang perawat juga harus bisa
caring dengan pasien yang dirawatnya yang mana dalam kasus diatas menjelaskan
sebagai calon perawat yang profesional caring adalah modal awal yang harus di
berikan kepada pasien tersebut seperti halnya mau mendengarkan curhatan pasien.
Dengan wawancara yang dilakukan akan menjadi bahan acuan mengenali pasien itu
seperti apa, bagaimana karakteristiknya, apa saja yang biasa dilakukan, bahkan
tahu hal yang pasien suka ataupun tidak.
Menurut Madeleine Leinigner
(1991) menyatakan bahwa perawatan manusia adalah intisar keperawatan dan nyata,
dimensi pusat dan koheren, yang pada akhirnya menjadi fokus utama kita merawat
menembus dan memelihara jaringan hidup keperawatan.
Dengan teori di atas kita
sebagai bahwa merawat pasien ketika sakit adalah hal yang benar-benar harus
diperhatikan supaya pasien yang kita rawat akan mendapatkan pelayanan yang
memuaskan, merasa nyaman walaupun dalam keadaan sakit dan merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan. Orang dalam keadaan sakit memang butuh sekali yang
namanya perawatan, kasih sayang yang lebih serta kepedulian supaya menunjang
untuk bisa cepat sembuh.
Dengan adanya mata kuliyah
holistik ini saya lebih bisa mengenal lebih dalam tentang kepribadian
seseorang, mampu meningkatkan komunikasi saya lebih baik dan memperluas
pengetahuan tentang keperawatan holistik lebih bisa memaknai caring lebih
dalam. Selain itu juga menjadi modal awal untuk memahami diri sendiri bahkan
dengan orang lain. Karena holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari
tindakan keperawatan meliputi dimensi fisiologi, psikologi, sosiokulturala, dan
spiritual. Dimensi tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh, apabila satu
dimensi terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya. Selain itu holistik
terkait erat dengan kesejahteraan (wellnes). Untuk mencapai kesejahteraan
terdapat lima dimensi yang saling mempengarhi yaitu fisik, emosional,
intelektual, sosial dan spiritual. Dengan holistik juga dapat sebagai acuan
saya untuk menjadi perawat yang profesional dimassa yang akan datang.
1. Dwidiyanti,
Meidiana. 2008. Keperawatan Dasar Konsep ‘’Caring’’, Komunikasi, Etik dan
Spiritual dalam pelayanan keperawatan. Semarang : Hasani.
2. Watson, J.
2011. Measuring caring : International research on caritas as healing. New York
: Springer Publishing Company.